August 19, 2012

Happy Ied Fitri!!

udah lama gak nulis, kangen euy..

First thing first, mohon maaf lahir batin utk semua teman yang suka berkunjung kemari.

Maaf ya kalo blog-nya suka jarang diupdate, been busy lately with the pace of life :)

Hopefully more update I will load into this blog in the future (secara gw masi punya utang buat kelarin cerita travelling di Paris, Bandung, Bali dan beberapa tempat lainnya >> banyak ya bok!! #sigh) :))

That's all for now, mate!

Let's start fresh from now, mulai dr nol yaaa...
-Pertamina-

=))

August 02, 2012

In attempt to :)

http://webtorial.tempo.co/lomba-blog/  Tempo.co & PoliticaWave

Politics info:

http://www.tempo.co/read/news/2012/08/02/063421019/KPK-dan-Polri-Rebutan-3-Tersangka-Kasus-Simulator-SIM

Corruptions:

http://www.tempo.co/topik/masalah/2808/Hambalang 

Tempo.co & PoliticaWave

ingin Jakartaku..



Sebagian besar dari 24 jam hidup para pekerja di Jakarta mungkin dihabiskan di jalan. Bukannya kota ini tanpa cela maupun selah, tetapi pesonanya memang tak tertahankan bagi masyarakat kebanyakan. Tidak hanya fakta bahwa lebih dari separuh uang yang dihasilkan oleh Indonesia berputar di Jakarta, namun kota ini memang memiliki keunggulannya sendiri.



Tak perlu dijelaskan dimananya, sebab saya sendiri tidak akan tahan jika diasingkan dari kota ini lebih dari satu bulan. Rindu macetnya, rindu ritmenya, rindu orang-orangnya (yang cenderung ‘gila’), rindu magnet Jakarta.


Akan tetapi, tak kurang dari setahun terakhir ini, saya mulai merasakan adanya perubahan pada Jakarta. Bukan perubahan yang baik, sayangnya. Kota ini makin kejam, makin rusuh, makin mumet dan menjadi tidak menyenangkan. Mulai dari lalu lintasnya yang semakin tidak karuan karena terlalu banyak kendaraan pribadi, genangan air (baca: banjir) setelah hujan maupun gerimis, serta polusi udara yang semakin mencekik nafas.


Lantas dimana peran pemerintah yang seharusnya bisa mencegah kota ini dari kehancurannya?


Saya berharap Jakarta memiliki transportasi publiknya sendiri. Yang aman, nyaman dan tepat waktu. Bukan hanya sekedar Trans Jakarta yang belakangan ini justru memiliki permasalahannya sendiri. Tinggal sebut saja: terbakar ketika sedang beroperasi, banjir di dalamnya saat hujan deras tiba, tiba-tiba mogok, penumpangnya yang terlalu padat dipaksakan karena kurangnya armada, belum lagi waktu tunggunya yang sama sekali tidak dapat diprediksi.


Rencana pembangunan MRT sendiri membawa angin segar bagi kebanyakan masyarakat umum yang masih bergantung pada transportasi publik dalam aktivitas harian mereka. Semoga saja MRT ini tidak hanya sekedar wacana, apalagi hanya teronggok layaknya tiang pancang di Patal Senayan (yang pada akhirnya malah dijadikan fondasi jalan layang).


Harapan adanya sistem transportasi publik yang memungkinkan perjalanan dari satu ujung Jakarta ke ujung lainnya dalam waktu tidak lebih dari satu jam, mungkin saat ini masih sekedar impian. Jika hal ini terwujud, maka dapat dipastikan Jakarta akan dapat lebih berkembang dari keadaan sekarang. Bahan bakar tidak akan habis terbuang percuma karena ratusan kendaraan pribadi yang terjebak macet sehari-hari. Tingkat stres yang dihadapi penduduknya juga pasti akan menurun. Secara otomatis, produktivitas ibukota akan meningkat.


Satu lagi yang saya impikan dari Jakarta: perbanyak taman kota!


Kota ini butuh tempat rekreasi yang bukan lagi berupa mall atau pusat perbelanjaan lainnya, sekaligus paru-paru kota yang bisa membantu mengurangi polusi udara yang semakin dominan belakangan ini.


Jakarta yang aman dan nyaman, itu yang saya impikan.


Pada akhirnya, Gubernur yang dibutuhkan kota Jakarta tidak lagi hanya sekedar mereka yang punya pengalaman, tetapi lebih pada mereka yang punya visi dalam menjadikan ibukota negara ini jauh lebih baik daripada keadaan saat ini, terbebas dari segala agenda ‘kantong’ pribadi maupun agenda para pendukungnya.