December 24, 2010

Masks everyone’s wearing


Everyone wears a mask.

Once you’re with your family, you’ll wear father/daughter/mother/big brother mask. You name it.
Once you’re at the office, you might wear a boss/subordinate/leader or even victimized mask.
Some people consider it releasing, while others take it as burden.

Anyhow, apakah sebenarnya perlu bagi each and every one of us memakai topeng itu?

Perlu.itu menurut saya

Karena kita perlu adjust dengan lingkungan sekitar. Adapt dengan mereka dan mingle dengan populasinya.

(Almost) nobody like us for the way we are, at least jika diposisikan pada diri saya sendiri, saya bahkan tidak yakin kalau saya akan menyukai the real me, di setiap waktu.

Or let me rephrase it – kemungkinan besar, saya tidak akan menyukai (almost) everyone jika saya memposisikan diri saya sebagai the real me.

Yet, I adjust.
Bagi saya, topeng itu justru berfungsi sebagai perisai the real me – mungkin orang lain menganggapnya sebagai hipocracy? Terserah.

Yang terpenting untuk saya, preservasi atas the real me, nilai-nilai kebaikan dan kebatilan, value yang saya pegang teguh oleh diri saya sendiri, tetap saya lakukan. Saya tahu mana yang salah, mana yang benar, dan mana yang harus masuk ke gray area (in which, kalo orang lain yang ada di dalamnya, kemungkinan besar saya akan bilang, “Whatever”)

So, wear your mask as you like. Yet preserve the real you deep within as your guidance. Therefore you won’t lose yourself on that Mask Party.

Yet, it would be lovely and tremendously blessed for you to find the one, whom you won’t ever have to put a mask in front of :)