Siang tadi, saat sedang makan siang bersama seorang kawan lama di satu pasar modern di kawasan Jakarta Selatan, seperti biasa saya mengobservasi keadaan sekitar, hanya untuk mengamati dan mengembangkan pemikiran atas objek observasi saya. Hehehe, sok analis banget sih
Lalu, datanglah objek yang menarik untuk diobserve. Pria asing yang sedang berbicara kepada seorang wanita, yang tidak terlalu muda, umurnya kira-kira akhir 20 ato awal 30an, untuk memberikannya tempat duduk. Si wanita orang indonesia tulen (kayaknya), si pria bule. Si wanita gak terlalu cantik, ga elegan2 amat juga, tapi yang pasti pake baju yang minim atas bawah. Oke, see where this is going?
Jadi, otomatis otak saya menghakimi si wanita, kalau dia itu wanita gampangan. Jahat ya? Hmmm.. abis gimana dong.. tingkah polah si wanita saat sedang menunggu si pria, menurut saya, rada enggak banget.. duduknya sembarangan, selain itu, caranya berbicara kepada pelayan juga enggak banget.. It was judgment, penilaian saya terhadap dia, tanpa melihat informasi lainnnya, hanya dari fisik, dari cover..
Observasi itu berhenti saat saya menikmati makanan yang sudah terhidang di meja dan membahas issue-issue yang perlu saya catch up dengan kawan lama saya itu.
Tak berapa lama kemudian, seorang baby sitter mendatangi pasangan itu kemudian meng-hand over seorang bayi laki-laki yang LUCU BANGET..
Judgment saya terhadap wanita itu terpatahkan seketika saat saya melihat si bayi innocent. Ternyata, wanita itu adalah ibu dari seorang baby boy yang lucunya gak ketulungan.. Ampun dijeeeee... saya salah menilai orang..
So, morale of the day kali ini: bahwa saat kita mulai menilai orang, hanya dari covernya, akan begitu banyak bias yang tercipta, sehingga kita hanya melihat apa yang MAU kita lihat. Dan kalau merujuk pada kasus diatas, bias yang dihasilkan sih lumayan signifikan.. material dan gak bisa dipass, kalo kata auditor mah..-hehehe...
Next time, (saya) usahakan untuk tidak menilai orang, HANYA dari covernya, karena pasti dibalik covernya, ada banyak informasi yang mungkin belum kita baca.
No comments:
Post a Comment