Banyak dari teman saya, seorang Sundaneese memiliki kesulitan dalam pengucapan huruf F dan V yang terselip dalam kata yang digunakan dalam perbincangan sehari-hari. Seringkali F&V dilafalkan P, sedangkan huruf P dilafalkan sebaliknya.
Huruf, misalnya, seringkali dilafalkan sebagai hurup.
Pulpen, dilafalkan fulfen – yang ini applied only ke Sundaneese yang freshly import from Jawa Barat :P
Tidak lupa pula kosakata Inggris yang umum dipakai, “Approve” yang kemudian dilafalkan sebagai Approp atau bahkan Avvrope.
Jahatnya, walaupun teman saya itu sering melakukan salah lafal itu, pun saya tetap sering mentertawakan hal tersebut bahkan kekeuh mengkoreksi perkataannya.
Suatu hari sepulang dari tour de travel of culinary, tentunya bersama seorang teman Sunda saya itu, kebetulan saya dan empat orang teman lainnya sedang membahas topik IMB yang waktu itu memang sedang hot2nya (berarti sekarang sudah gak hot ya? xP) dan kemudian dia menyebut salah satu kontestan Pangky Fafua. Dan tawa kami berlima pun langsung meledak. Maksud perkataannya adalah Funky Papua, lah kok ya bertransformasi menjadi Pangky Fafua yaaaa..???
Untung saja saat kami sedang makan di salah satu tempat makan di Bogor, ia tidak memesan Makaroni Fanggang!!
Eh, tiba2 jadi inget sama artis jadul Jinny oh Jinny itu.. Diana Funky ya namanya?
;P
hahaha padahal sebenernya bisa ya melafalkan f dan p. cuma selalu kebalik aja ya.... :D
ReplyDelete